Rabu, 19 Desember 2018

JALAN-JALAN KE PHNOM PENH (PART II )


The Royale Palace of Phnom Penh
Hello Good Readers! Thanks for the appreciation of my previous story about Phnom Penh. Hope you like it. For new readers, please click the link here : http://yojalan-jalandab.blogspot.com/2018/12/jalan-jalan-ke-phnom-penh-part-i.html  

before reading the second story. You can use the Translate Feature powered by Google for more than 100 languages. Happy reading and I hope my stories could inspire you for traveling more. 

Sebelum keluar dari Royal Palace of Cambodia, saya menyempatkan masuk ke beberapa galeri seputar tradisi dan budaya Kamboja seperti rumah-rumah adatnya, busananya, seni arsitektur bangunan untuk viharanya, dan lain-lain. Kemudian, saya memutuskan untuk sarapan + makan siang alias brunch! 
It is time for trying local foods! Saya jalan kaki menuju alun-alun istana dan menyusuri Preah Sisowath Quay (Dermaga Sisowath), walking street terkenal di tepi Sungai Tonle Sap. Jalan Sisowath ini dulu sangat kumuh dan joroknya minta ampun namun pemerintah kota telah memperindahnya dengan lapangan-lapangan rumput. Kawasan yang sudah dirubah total demi kenyamanan pejalan kaki, seperti Jalan Malioboro di Yogyakarta. 
Terdapat barisan tiang dengan bendera Kamboja dan bangku-bangku taman. Selain itu,  banyak sekali burung-burung merpati berterbangan disini. Jalan Sisowath ini dilindungi oleh tanggul pemecah gelombang.  

 Dari jalan ini, kita bisa melihat  semenanjung kecil, Chruoy Changvar yang sedang berkembang. Phnom Penh sedang mengejar ketertinggalan dan sibuk dengan proyek-proyek pembangunan. Perubahan itu memang abadi! 
Terdapat banyak sekali restoran di sisi kiri sepanjang jalan Sisowath. Restoran Thailand, Kamboja, Fusion Cafes, western foods khususnya Perancis, atau warung-warung kecil. 

Aduh! Saya jadi bingung mau milih yang mana! Tidak terasa saya berjalan sampai Wat Ounalom, dan terlihat beberapa bis besar parkir di depannya. Saya suka Wat, tetapi kali ini harus makan dulu. Saya memilih kedai kecil tetapi bersih di samping Wat , 1 Streetfood namanya https://1streetfood.business.site/ 

Ada 1 bule lagi makan dan saya langsung duduk sambil kipas-kipas! Oh my, ini kota panas banget!.
“Hi, I am so thirsty. I need a glass of Ice Coffee please. Phnom Penh is so hot and humid!” mencoba membuka percakapan.
“Helo, ok. Wanna eat?” Si cewek nyodorin menu. Saya langsung buka dan ada dua makanan yang menarik minat yaitu Cambodian Beef Noodles Soup dan Dim Sum. Oh yes baby! I love both. 
“ I want this and this”
“ 2? Wow you are hungry!” Ini pelayannya ramah dan nampaknya terbiasa dengan orang asing.
“Mama!” Mamanya keluar dari dapur. Wealah! Si mama ternyata koki dan si cewek merangkap pelayan sekaligus kasir.  Usaha keluarga ternyata.
“Where are you from?” sambil bikin kopi.
“Java – Indonesia” Iya dong!  Saya punya kebiasaan begini kalau traveling.
“Indonesia?! Jakarta?!” Lah, si cewek nampaknya penasaran.
“Jakarta in Java Island but I’m not living there. I live in Yogyakarta, the former capital” Mencoba menjelaskan.
“We have a loyal customer from your country. She is living not far from here”.
“Really?!” Nah, gentian saya sekarang yang penasaran.
“This is your Ice Coffee. Please wait few minutes more for the noodles” lalu, si cewek masuk dapur. Mungkin membantu mamanya.  
Segelas Es Kopi yang nikmat untuk melepas dahaga! Tidak berapa lama kemudian, Si cewek membawa semangkuk mie dan 1 porsi Dim Sum. Akhirnya! 

“Slurrruuuppp!” kuah mienya bening dan segar, serta tanpa lemak dengan beberapa irisan daging sapi yang cukup besar. Olala! Senyum kebahagiaan karena dapat makanan yang mantap. Keringat terus bercucuran karena tidak ada AC di warung 1 Streetfood ini. Hanya kipas angin. 
Cambodian Beef Noodles Soup sangat sederhana tetapi nikmat kuah kaldunya itu yang menggoda. Wadah Dim Sum saya buka. Wow! Dari warna yang cerah dan tekstur kulit yang tipis, saya tahu ini benar-benar fresh from the oven! Homemade! Saya ambil satu  Dim Sum Udang dan kemudian saya cocol sedikit dengan kecap asin Kamboja. 

“Oh My Gosh! Hot!”. Wow, so juicy and tender. Hanya Dim Sum dari Pelataran Heritage Borobudur yang bisa menandinginya! So delicious! Dengan cepat saya menghabiskan semuanya. 

“Excuse me! One more Dim Sum please!” Ini baru traveling. Jalan sehat! Makan nikmat!
“More?! Okay!” Si cewek kedapur lagi. Tiba-tiba ada seseorang datang  dan langsung berjalan ke meja saya. 
“Dari Indonesia ya?!” Menyapa  dengan ramah. “Iya! Ibu dari Indonesia juga?” Kaget juga saya. Namanya Ibu Anita dari Yayasan Charis Indonesia, asal Pulau Batam.
Ibu Anita bersama anak-anak Kamboja
Beliau ditugaskan oleh Yayasan untuk melakukan gerakan kemanusiaan dalam rangka membantu anak-anak Kamboja yang kurang beruntung. Ibu Anita sudah 2 bulan di Phnom Penh dalam rangka survey. Beliau tinggal disuatu apartemen sederhana, tidak jauh dari Warung Makan 1 Streetfood ini.
Mendapatkan hadiah dari Ibu Anita membuat mereka senang
Selama 2 bulan, beliau berhubungan baik dengan anak perempuan pemilik kedai ini yang juga masih berstatus mahasisiwi, Phea namanya. Ibu Anita mengajarkan Bahasa Indonesia kepadanya dan Phea mengajarkan Bahasa Khmer. Terkadang Ibu Anita juga membantu usaha kedai ini untuk mengantarkan makanan kepada tamu karena memang tidak ada pelayan lain disini. Dari sinilah mereka menjadi akrab. 
  Ibu Anita bercerita bahwa dia pernah membawa peralatan sekolah yang dibeli di Malioboro Yogyakarta, untuk dibagikan kepada anak-anak miskin di Kamboja agar tetap terus mau belajar dan juga mengajarkan bahasa inggris sederhana di apartemennya. Mereka sangat senang sekali. Sebuah tugas mulia demi kemanusiaan.
Tidak semua anak di Phnom Penh beruntung
Sudah banyak yayasan dari negara –negara Eropa yang membantu anak-anak disini. Dari Indonesia, Yayasan Charis ingin juga melakukan hal yang serupa. Bagi kawan-kawan yang ingin memberikan donasi dan memiliki harta berlebih, anak-anak di Kamboja membutuhkan bantuan peralatan sekolah (buku tulis, pensil, pena, potlot, penggaris, dll) dan bisa dipaketkan ke alamat berikut:
Donation for Poor Cambodian Kids:
1 Streetfood (Cafe)
Address : St.154 Decho Domdin, Sangkat Phsar Kandal, Khan Daun Penh, Phnom Penh, 12204 (Postal Code), Cambodia. +85581362255 (Ms.Phea)

Bantuan nyata berupa barang, bukan uang. Bantuan kawan-kawan akan dipergunakan dan diberikan kepada yang memerlukan. Tidak ada niat lain dari saya melainkan hanya tulus membantu melalui tulisan di blog saya yang sederhana ini. Semoga siapapun yang berbaik hati diberikan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. I just wanna help.

(Bersambung aka To Be continued)...

Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

Kawah Ijen

(A volcano with green lake, sulfur mining, blue fire, and amazing trekking route) If you are reading my articles, you will ge...