Senin, 13 Februari 2017

Bali dulu… Bali sekarang…


(Suatu ungkapan dari hati untuk Bali dan reklamasi)

Tanah Dewata, Berkah Hyang Widi Wasa
Mempesona Beta, Mempesona jutaan manusia
Hindu Dharma filosofi warganya
Tradisi terpatri dalam kehidupannya…
Yoga Efendi
Poster Bali Tolak Reklamasi 
Sebagai seorang pramuwisata atau “professional tour guide” dari Tanah Jawa, Bali adalah anugerah. Karenanya, aku juga mendapatkan rizki. Pulau ini nampak memiliki semacam “daya magis” yang sangat kuat. Daya magis dalam artian positif. Dari dahulu kala hingga kini, Bali tetap menjadi primadona dunia pariwisata Indonesia. 

“Tak kenal , maka tak sayang. Tak sayang, maka tak cinta” begitulah kata banyak orang. Kalau soal kenal, aku kenal Bali sejak tahun 2004. Tahun sakral bagiku. Tahun suka cita. Tahun “sweet memory”. Ya, begitu manis perkenalanku dengan Tanah Dewata ini.

Dari kenal, menuju tahap keingintahuan. Sedikit banyaknya aku tahu betapa istimewanya Pulau Bali bagi Indonesia dan dunia. Sudah puluhan kali aku mengunjunginya dalam kurun masa 3 tahun terakhir ini. Begitu seringnya, membuatku ingin mengerti lebih dalam.

3 tahun terakhir ini pula sudah aku kunjungi Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Hal ini membuat aku puas, memang. Bangga itu pasti. Tetapi, tahun 2017 ini entah mengapa hasrat dalam jiwa begitu kuat untuk menjelajahi Bali kesekian kalinya. Menjelajahi pesona salah satu Bumi Pertiwi. Mengapa? Karena aku mengikuti kata hatiku. Aku seorang penjelajah. Aku mengikuti ilham. Aku mengikuti insting dan naluri penjelajahku.

Teringat aku Bali pada tahun 2004 begitu molek. Begitu indah. Begitu romantis. Begitu magis. Bali pada tahun 2017 semakin indah, semakin romantis, semakin ramai, semakin bersolek, semakin dan semakin lainnya. Jutaan pujian kusematkan untuk Bali. Jujur aku akui, “Bali is wonderful”. 

Nobody is perfect, tak ada seorang pun yang sempurna”, sebagaimana halnya “tak ada gading yang tak retak”. Bali pun semakin materialis, semakin hedonis, semakin bebas, dan semakin serta semakin lainnya. Namun, tidak semua ternyata wahai kawan-kawanku semua. Tidak semua. Karena Tanah ini Tanah Dewata. Manusia Bali sangat percaya akan Tanah-Nya. 

Masih banyak manusia Bali yang memegang teguh tradisi, tetapi juga tidak sedikit ikut arus modernisasi dan globalisasi. Pada akhirnya, kita semua harus mengikuti perubahan jaman, bukan? Namun harus tetap menjaga identitas. Identitas sebagai Manusia Bali, identitas sebagai Manusia Indonesia. Kini, Bali mendapat tantangan keserakahan manusia. Apakah itu dari kaumnya sendiri, dari bangsa asing, atau suku-suku dari luar Bali. 

Ini ujian Bali. Dimana-mana aku menjelajah berbagai lokasi  di Tanah Surga ini, kulihat dan kuamati banyak papan baliho disudut-sudut jalan “Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa”. Rakyat Bali menolak!. Mengapa? Bukankah reklamasi demi kemajuan Pulau Bali? Kesejahteraan Rakyat Bali? Bukankah seharusnya Rakyat Bali bangga jika Tanah ini semakin populer dan maju? Apakah benar semua Rakyat Bali menolak?. Begitu banyak pertanyaan dalam benakku. Membuatku gelisah. 

Tetapi aku tidak hidup di Bali. Mengerti apa aku? Paham apa aku soal ini? Namun aku mengamati sebagian Rakyat Bali sedang memperjuangkan sesuatu. Mereka berjuang karena mencintai Tanah ini. Teringat aku akan Monumen Bajra Sandhi yang merupakan monumen peringatan bahwa Rakyat Bali itu pejuang. 

Reklamasi adalah tantangan nyata bagi Rakyat Bali. Walaupun Bali juga memiliki berbagai tantangan yang lain, tetapi reklamasi adalah persoalan bersama. Melalui tulisan ini, aku mendukung perjuangan kalian teman-teman Bali. Ketahuilah, bahwa kalian tidak sendiri. Melalui tulisan ini pula, aku menyeru kepada seluruh pembaca yang peduli untuk mendukung petisi “Bali Tolak Reklamasi”. 

Jangan biarkan Rakyat Bali berjuang sendiri kawan-kawan, karena Kita itu Indonesia. Jangan biarkan “tangan-tangan” jahil merusak Teluk Benoa. Merusak alam Bali demi keuntungan segelintir golongan atau kaum. Dari Jogja untuk Bali.

Bagaimana cara mendukungnya? Silahkan isi petisi berikut ini


Official Webiste Bali Tolak Reklamasi (Buka linknya dan baca) :

Petisi "Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa" :

Tontonlah film "Kala Benoa" agar kita paham mengapa Rakyat Bali menolak
YouTube :
1.  https://www.youtube.com/watch?v=ZSLINcvqKCQ (Trailer Kala Benoa)

Para artis dan seniman pendukung "Bali Tolak Reklamasi"
 YouTube :

Klik “like” dan “share” pages berikut :
Facebook :
1. https://www.facebook.com/forbali13/ (Page Bali Tolak Reklamasi)
2. https://www.facebook.com/JRXSID/ (Musisi pendukung Tolak Reklamasi “JRX”)

Twitter :
Hash tag #balitolakreklamasi
Hash tag #tolakreklamasitelukbenoa  

Entri yang Diunggulkan

Kawah Ijen

(A volcano with green lake, sulfur mining, blue fire, and amazing trekking route) If you are reading my articles, you will ge...