Minggu, 01 Januari 2017

Jalan-Jalan ke Brunei Darussalam (Selesai)


Masjid Omar Ali, Masjid kebanggaan Brunei  
Halo guys!. Saya senang sekali, blog saya diapresiasi oleh kawan-kawan di Brunei Darussalam. Sudah hampir 200 pembaca, dan semoga kedepannya semakin  banyak lagi. Saya juga berharap di Indonesia banyak pembaca menyukai tulisan-tulisan saya. Saya sangat bahagia karena blog saya juga diapresiasi di negara-negara yang lain. Hanya saja, blog saya belum menghasilkan uang, karena memang untuk sementara ini saya menolak iklan. Saya menulis untuk kepuasan batin dan murni berbagi pengalaman saja. Intinya, blog saya belum komersil.  Ya, semoga kedepan dapat menghasilkan “sesuatu”. Amin.
Orang menulis itu memiliki niat dan motif yang berbeda-beda. Ada yang ingin populer, ada yang untuk cari uang, ada yang demi kepentingan politik atau menulis hoax untuk menyebarkan fitnah, dan lain sebagainya. Saya tidak mau seperti yang terakhir.  Menulis untuk suatu hoax itu berat tanggung-jawabnya. Guru Bahasa Indonesia saya semasa SMU pernah berkata “menulis itu apapun niat dan motif kamu sah-sah saja”. Memang sah-sah saja, tetapi semua itu ada konsekuensinya. Bagi saya, menulis sesuatu yang positif itu lebih menyenangkan.

 Yah, blog saya sangat sederhana. Saya juga tidak berharap yang muluk-muluk bisa menjadi penulis terkenal seperti Trinity "The Naked Traveler" atau Gol A Gong yang legendaris itu. Semua punya rizki masing-masing. Bagi saya pribadi saat ini “aku menulis, maka dari itu aku ada”.  Menulis itu dibuat enjoy saja. 
Masjid Sultan Bolkiah, Masjid kebanggaan kedua masyarakat Brunei

Setelah sekian lama menulis artikel tentang destinasi-destinasi di Indonesia, saya dapat ide lagi untuk menulis tentang Brunei. Maaf ya menunggu lama. Menulis memerlukan mood dan inspirasi. Bagi saya, menulis dengan hati dapat membuat saya ikhlas dalam menuangkan ide-ide. Entah mengapa, malam ini begitu banyak hal yang saya pikirkan perihal jalan-jalan. Saya rindu ingin melancong keluar negeri lagi, tetapi entah kapan. Kemauan itu memang harus sesuai dengan kemampuan ya guys. Namun, saya percaya semua ada jalan bila ada niat. 

Perjalanan saya ke Brunei bersama Halim dan Asep (nama samaran) 2 tahun yang lalu menghasilkan beberapa tulisan yang kawan-kawan semua dapat membacanya di blog ini juga. Tulisan kali ini merupakan yang terakhir, karena sejujurnya saya sudah kehabisan ide untuk menulis tentang Brunei.  Tetapi bila dilain kesempatan saya dapat mengunjungi Istana Nurul Iman, maka saya akan mendapatkan bahan untuk menulis lagi.
Saya dan Halim jalan-jalan bukan untuk pamer guys.  Apakah kami kaya? Belum guys. Saya saja masih ngontrak rumah. Tahu kan harga properti di Kabupaten Sleman – Yogyakarta mahalnya minta ampun. Kami traveling karena kami menabung, dan menahan untuk membeli sesuatu yang kurang penting. Memang tidak mudah, dan banyak godaan tentunya. Beruntungnya kami, jalan-jalan merupakan hobi dan pekerjaan. Jangan mupeng ya? he he. 

Brunei itu cinta pertama guys. Bagaimana mungkin saya bisa lupa dengan segala hal yang telah terjadi di Brunei? Suatu pengalaman 6 hari yang berkesan. Sampai sekarang pun, semua itu berlalu-lalang dipikiran saya. Sedapnya Ambuyat, murahnya Nasi Katok, wisata Kampung Ayer yang awesome, saling  berinteraksi dengan warga lokal, serta kemurahan hati Bang Lani sebagai Tuan Rumah membuat kenangan ini terpatri dalam jiwa saya. Hutang budi ini pun hingga kini belum terbalas.

 Wisata Kampung Ayer, wisata adrenalin apabila dipandu orang yang tepat

Kini Halim yang merupakan kawan seperjalanan saya ke Brunei, semakin sibuk dengan pekerjaannya selaku pemandu gunung api. Nampak semakin sulit bagi saya untuk mengajaknya melancong keluar negeri. Rekan seperjalanan saya ke Malaysia dan Thailand yaitu Sofyan, juga sibuk dengan urusannya.  Saya harus mencari teman lain, atau akan mencoba menjadi solo traveler kedepannya. Well, life must go on

Saya memiliki banyak rekan seprofesi, tetapi tidak mudah mencari seseorang yang dapat dijadikan team. Cocok-cocokan sih, atau Bahasa Jawa nya “jodo-jodonan”. Tentu, saya akan kembali ke Brunei tetapi melalui rute yang berbeda. Saya ingin mencoba rute Pontianak – Kuching – Miri – Brunei. Kemudian, berlanjut ke Kota Kinabalu dan Sandakan, lalu diakhiri ke Provinsi Kalimantan Utara – Indonesia. Rute ini belum pernah dicoba oleh pelancong Indonesia. Yeah, baru rencana sih. Doakan saya ya guys. Rencana dulu. Segala sesuatu bisa saja berubah kedepannya. 


Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

Kawah Ijen

(A volcano with green lake, sulfur mining, blue fire, and amazing trekking route) If you are reading my articles, you will ge...