Perjalanan pertama saya
keluar negeri adalah Brunei Darussalam bersama teman-teman saya (Halim Karnadi
dan Agung), pada bulan november 2014. Setelah itu, saya merencanakan proyek
kedua untuk menjelajahi 4 negara, yaitu dimulai dari Malaysia, Thailand, Kamboja,
dan Vietnam selama dua minggu di tahun 2015.
Mengapa empat negara?
Saya ada dua alasan. Pertama, belum pernah ada seorang guide atau pemandu wisata dari Indonesia, khususnya Yogyakarta yang
melakukan perjalanan dengan rute yang demikian. Kedua, rute ini sangat
menantang untuk ditakluk-kan dan sebenarnya memang ada caranya, ada ilmunya. Tetapi
karena pertimbangan dana dan restu dari keluarga, niat ini saya urungkan.
Kemudian, tahun 2015 adalah tahun menabung bagi saya dan Sofyan Yudianto, calon
teman seperjalanan. Dana pun berhasil kami kumpulkan, namun sayangnya kami
memiliki keterbatasan waktu.
(Bersama dengan teman-teman Malaysia, Peggy Ng dan Nicholas Teo)
Dari empat negara,
akhirnya mengerucut menjadi tiga negara (Malaysia – Thailand – Kamboja), dan rute
inilah yang kami pilih. Negara pertama yaitu Malaysia, dengan sukses dan mudah
kami jalani, berkat dukungan dan support
dari teman-teman Malaysia kami yang baik hati, apakah itu Chinese Malaysian, Indian
Malaysian, ataupun Malay.
Sayangnya, waktu kami sangatlah singkat di Malaysia, dan ini pelajaran bagi kami. Seharusnya kami
menjelajah Malaysia dengan tambahan satu atau dua hari lagi. “You need minimum five days five nights to
explore Melaka, Kuala Lumpur, and Pulau Pinang. We love Malaysia. We got new friends here”.
Negara kedua yaitu
Thailand, berhasil juga kami eksplorasi dengan gemilang. Oh iya, kami tidak
ambil wisata pantai di Thailand, melainkan fokus pada wisata seni dan budaya, alam,
serta arsitektur dan percandian. Mengingat, ini berkaitan erat dengan pekerjaan
kami sebagai guide. Tetapi saat di
Thailand, saya mendapatkan ujian.
Ujian dan sekaligus
juga pencerahan bagi saya pribadi. Saya dan Sofyan adalah guide yang berbeda job
description. Sofyan memiliki kekuatan pada petualangan, alam, dan volcanology, serta photography. Sedangkan saya terfokus pada seni dan budaya,
percandian, sejarah Asia Tenggara, arsitektur, agama dan filosofi, juga alam dan
petualangan. Ujian-nya ialah, saya memutuskan untuk tidak ke Kamboja, dan ingin
lebih meng-eksplorasi kota Bangkok dan Ayutthaya, melenceng dari rencana awal.
Latar belakang utamanya adalah dana menipis, karena saya membawa uang terbatas,
dan banyak pengeluaran tak terduga di Thailand. “I don’t believe credit card, bank, or insurance but I believe in cash
and gold”, itulah prinsip saya. Tetapi prinsip ini kurang tepat untuk
traveling keluar negeri.
Sofyan tetap berangkat
ke Kamboja, dengan tambahan pinjaman uang dari saya sebesar USD 50 dan THB 500.
Selalu ada hikmah dari suatu peristiwa, “and
I got something enlightenment about myself and understood about what kind of
traveler I am”. Saya mendapatkan moment
of solitude di Thailand. “I am a
traveler who needs more times, more days for exploring the destinations in one
country”. Saya tidak menyesal. Saya bahagia menyadari sisi lain dari diri
saya, walaupun harus membayar mahal. “This
is my traveling, this is my way, and everyone has different ways. I love Thailand.
I got new friends here”.
Hikmah yang lain, saya
memahami sistim transportasi di Thailand, khususnya Bangkok. Sehingga, apabila
kedepan mendapatkan kesempatan untuk kembali, just lets go. Apalagi saya seorang guide, yang kemungkinan besar akan kembali bersama tamu-tamu saya. Proyek
traveling berikutnya adalah Kamboja
dan Vietnam, tetapi saya butuh waktu. Semoga dua tahun kedepan ada kejutan
rizki tidak terduga untuk saya, dan semoga naskah buku yang akan saya kirimkan
membuka pintu rizki yang lain. Doakan saya ya? Amen. “Take action to fulfill
your destiny, even if at first you think you suck. You just need to believe you
are special”.
Morals of the story:
·
Bring more cash for unexpected things in
your journey (especially USD or Euro). About 50% from your assumption budget.
·
You must open account in the
international banks or just good banks.
·
Find your moment of solitude. For me I
don’t like rush around or rush through, but I prefer to explore more days,
relax and enjoy in the destinations I like from one place or one country.
·
Always keep positive thinking about what
happened in your journey, because everything happened in your traveling has
wisdom for your life or wisdom in the future.
·
I believe there are no coincidences in
this world.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar