Hello Good Readers! Here I write another story about my journey in Cambodia – Vietnam last month. My time was short in this city (Saigon), but I enjoyed the trip. It was so memorable. You may use my strategy to explore the city.
Before reading, please use a translate feature on my blog and choose a language you like. You may follow my Instagram : https://www.instagram.com/yoga.efendi/ and don’t forget to use hash tag #yojalanjalandab . I will give a prize (Travelling Book) for the best photo. Good luck!
Vietnam adalah negara kelima yang saya kunjungi. Saya lewat jalur darat dari Phnom Penh ke Ho Chi Minh City (sekitar 6-7 jam perjalanan) dan sudah membeli tiket via online disitus resmi Giant Ibis Transport. Tidak mahal kok! Perjalanan bis yang cukup menarik walaupun tidak spesial. Hanya ingin melihat suasana yang berbeda saja.
Giant Ibis Transport (Phnom Penh – Ho Chi Minh City) was quite disappointed! Wifi was trouble, charge was broken, the bus didn’t pick me from my guesthouse (RS Guesthouse), and no confirmation to my email. It was suck management! But, the route from Siem Reap to Phnom Penh (Sleeper Bus) was excellent! You may check my review on Trip Advisor. So, what’s wrong Giant Ibis?
Di website tertulis bahwa akan ada penjemputan gratis dari pihak bis, jika menginap di hotel-hotel atau guesthouse maupun homestay yang bekerjasama dengan Giant Ibis. Namun itu semua bullshit! There is something wrong with Phnom Penh’s management. Apa mau dikata? Karena bus tidak kunjung datang, saya menyewa Rmok untuk mengantarkan saya ke Giant Ibis Terminal. USD 3 terbang cuy!
Lumayan!
Sekitar jam 08.00 AM, bis berangkat! Saya dan para penumpang lain dapat mineral water dan roti cokelat (lumayan). Dan, perjalanan berjam-jam saya nikmati sampai tak terasa hampir mendekati perbatasan Vietnam. Wahh!! Ternyata banyak sekali kasino bertebaran.
Sebelum ke perbatasan, crew menyarankan untuk makan siang dulu di restoran yang tentu saja bekerjasama dengan Giant Ibis Transport, sehingga mereka bisa dapat makan siang gratis. Paham lah saya! Hal ini lumrah! Sebagaimana dulu ketika saya naik bis dari Jogja ke Sumatera dengan bis Putra Remaja. Polanya sama.
Pho (Vietnamese Beef Noodles Soup).
Saya tidak keberatan dan memang sudah waktunya makan! Well, very good choice! The restaurant was big, clean, and so delicious food! It was connected also with Prestige Duty Free for shopping. Sejujurnya, selama di Kamboja saya tidak pernah makan nasi! Why? Gak nafsu! Tetapi mie kuah Kamboja itu enak sekali! Dan di restoran ini, lagi-lagi saya order Pho (Vietnamese Style). So delicious!.
Yeah!
Saya gak bohong. Rasanya enak sekali dengan irisan daging sapi yang cukup besar dan lumayan banyak! Slurrruuuppp!! Minumannya? Angkor Beer! Dingin pulak! Nikmat mana lagi yang mau kau dustakan? Puas!!
You need Vietnam Dong for buying stuffs!
Saya gak munafik. Saya minum bir, tetapi tentu tidak setiap hari. Di Yogyakarta, selama setahun tidak lebih dari 10 kaleng saya minum bir. I am not an alcoholic person! . Setelah kenyang, semua penumpang akan dibantu oleh crew bis dan akan diarahkan ke immigration border. Gampang! Proses gak ribet! In this case, the crew of Giant Ibis Transport was so helpful.
Border (Cambodia - Vietnam)
Setelah melewati perbatasan, di dalam hati saya bergumam “Xin Cao Vietnam! I am coming baby!”. Perjalanan yang memang sesuai gambaran saya selama 2 tahun terakhir. Pemandangan yang saya lihat dari Phnom Penh – Kamboja ke Ho Chi Minh City umumnya berupa sawah ladang, sungai Mekong, jembatan, perkampungan di pinggir sungai seperti di Kalimantan atau di Palembang. Persis!
Orang-orang pada jualan buah di pinggir jalan, jualan rujak, toko kelontong, jualan bensin. De javu? Yes! Exactly the same like countryside views in Sumatera Island, Java Island, or Borneo Island. Same developing country! So, for me I was not surprised!
Bis juga berhenti untuk memberikan kesempatan kepada para penumpang ke toilet. Dan, akhirnya sampai juga di Ho Chi Minh City, Distrik 1, didepan agent Giant Ibis Transport. Mantap! Tetapi yang bikin pusing dari Vietnam adalah minimnya keterangan dalam Bahasa Inggris. Saya tetap tenang dan tidak menunjukkan wajah keragu-raguan (bahaya tauk!).
Mendoan? How do you pronounce that?
Saya jalan sebentar cari Coffee Café yang tidak jauh dari Giant Ibis, di bahu jalan yang sama. Dengan percaya diri saya masuk dalam hotel (Café-nya di dalam) pesen Ice Coffee Vietnam (no sugar, no condensed milk), minta password wifi, and browsing coy!! By the way, Ice Coffee-nya enak guys! Ternyata yang saya minum ini dari merk kopi paling terkenal dan paling besar di Vietnam, Trung Nguyen Legend. Pantes! Kualitas beans - nya bagus sekali.
Trung Nguyen Legend Coffee, Very good!
Ini pelayan café kayak Agnes Monica! (Tetapi lebih cakep yayangku lah!). Hal ini sangat berbeda dengan Kamboja yang cewek cantiknya jarang. Mereka ada darah Chinese tetapi tidak sipit, malah agak besar matanya. Jadi menurut saya, campuran lah. Kemungkinan besar percampuran antara etnis Champa dengan etnis China Selatan. Sotoy!
Vietnam jaman dahulu khususnya di bagian tengah - selatan ada suatu kekaisaran Hindu yang disebut Champa. Sedangkan Vietnam utara itu merupakan wilayah koloni kekaisaran China yang terkenal dengan sebutan, Kerajaan Dai Viet. Jadi, Vietnam modern itu ya orangnya campur-campur ala Gado- Gado. Gak beda jauh dengan Indonesia pada umumnya.
Amazing! Thanks OYO 101 Saigon Hotel! Only for me!
Setelah berbasa-basi dengan Agnes Monica KW untuk nanya seputar distrik 1, maka saya memutuskan untuk jalan kaki ke hotel. Capek! Mau mandi dan istirahat sebentar. Hotelnya, OYO 101 Saigon. Murah! Lewat www.booking.com kita bisa memesan tanpa membayar. Bayarnya di lokasi saja Dab!. Jika kita seorang kontributor, kita bisa mengirim pesan. Siapa tahu kamar di upgrade. Dan, memang iya! He, he. Gila! Ada bathtub-nya segala!
Oh My Gosh! Wow isn't?
Ya bisa ditebak, saya mandi sampai 1 jam di bathtub, nonton saluran TV lokal ala sinetron Indonesia, minum Teh Lotus yang disediakan dikamar, dan santai dulu Dab! OYO 101 Saigon Hotel ternyata haru 2 bulan berdiri dan resepsionisnya ramah (namanya Kim Nguyen) serta bahasa inggrisnya bagus! Dan cakep juga. Pantesan saya membaca banyak tulisan bule-bule pada betah traveling kemari.
Joss!
Saya dikasih peta Ho Chi Minh City, dapat penjelasan soal distrik 1 yang memang paling terkenal seantero kota. Well! Very good hotel and amazing service! So, OYO 101 Saigon Hotel is strongly recommended by me. Sejauh ini perjalanan saya lancar-lancar saja. Great!
OYO 101 Saigon Hotel from outside looks small but inside is wow
Kemudian saya jalan-jalan keluar hotel dan mampir di convenient store lokal yang para pegawai kasirnya cakep-cakep! Disini pada bening-bening yak! Mungkin hanya saya saja ini yang kulitnya eksotis. Wakakakaka…prett. Saya beli roti dan air mineral untuk bekal.
My dinner, Instant Pho!
Setelah berjalan selama 1 jam, perut mulai keroncongan. Saya mampir lagi ke convenient store (Family Mart) lokal dan beli Pho Instant serta langsung seduh! Makan ditempat. Enak coy! By the way, ada Indomie Goreng juga lho disini tetapi ngapain jauh-jauh ke Vietnam makan Indomie? Kurang kerjaan.
Wow traffic!
Setelah dinner, saya mencoba menyebrangi jalan besar bersama warga lokal. Sesuai rumor. Disini traffic-nya sungguh kurang ajar! Semrawut dan lebih parah dari Jakarta.
(To be Continued aAKA Bersambung to Part II)